Cerita Lutung Kasarung adalah kisah tentang putri cantik dari Sunda.
Cerita rakyat ini sudah menyebar dari mulut ke mulut karena sangat terkenal.
Cerita Lutung Kasarung ini juga dikenal hingga sekarang oleh warga Sunda maupun oleh warga dari luar Sunda.
Simak Sepenggalan Cerita Lutung Kasarung dibawah ini.
Cerita Lutung Kasarung dan Purbasari
Ratusan tahun yang lalu, hiduplah seorang putri bernama Purbasari.
PutriPurbasari ini cantik dan baik hati.
Tak hanya itu, putri Purbasari juga terkenal sangat ramah serta pemurah.
Hampir seluruh warga mengenalnya dengan baik.
Putri Purbasari adalah anak bungsu Raja Tapa Agung dari kerajaan Pasir Batang.
Kakaknya berjumlah lima yang kesemuanya itu adalah wanita.
Kakak pertamanya Purbaarang, kemudian Purbaewata, Purbaendah, Purbakencana, Purbamanik dan Purbaleuih.
Purbaarang, kakak pertama Purbasari memiliki perangai yang sangat bertolak belakang dengan Purbasari.
Meskipun kecantikannya tak kalah dengan adik bungsunya itu, namun watak iri dan dengkinya menjadi pembeda dari keduanya.
Selain iri dengki, Purbaarang juga memiliki watak sombong.
Hal ini ditampakan Purbaarang semenjak ia kecil.
Ia tak pernah mau bermain dengan teman-temannya selain anak orang kaya.
Ia juga sering iri terhadap prestasi adik – adiknya.
Pada suatu hari, Purbasari diperintahkan oleh ayah handanya untuk mengambilkan pusaka milik ayahnya, merasa adik bungsunya ini lebih dipercaya.
Purbaarang berusaha merebut pusaka tersebut dan menyerahkan kepada ayahnya agar dinilai anak yang rajin.
Namun, meskipun sering diperlakukan demikian, Purbasari tetap memaafkan perilaku dari kakaknya.
Hari demi hari usia Raja semakin tua.
Ia tak punya pilihan lain selain mewariskan tahtanya kepada keturunannya.
Sayangnya, Raja tak memiliki anak laki – laki.
Sehingga ia harus benar – benar memilih ke 6 putrinya untuk diambil salah satu menjadi pewaris tahta kerajaan.
Berbagai ujian dan syarat diberikan kepada ke 6 putrinya.
Raja akan mengambil salah satu putrinya yang dinilai paling sabar, paling bertanggung jawab dan paling baik budi pekertinya kepada rakyat.
Rajapun kemudian menyadari kebaikan hati Purbasari yang memang sejak kecil sebenarnya sudah terlihat.
Selain berhati baik, Purbasari juga gemar menolong siapaun tanpa melihat kasta.
Berbeda dengan kakak – kakaknya yang enggan berbaur dengan rakyat jelata.
Jangankan menolong rakyat jelata, bahkan mengenal saja mereka enggan.
Setelah melalui banyak pertimbangan akhirnya raja memilih Purbasari sebagai calon penerus kerajaan.
Namun hal ini belum disampaikannya secara langsung baru disimpan di dalam hati, mengingat kakak – kakak Purbasari memiliki sifat iri hati terutama Purbaarang.
Raja berusaha memilih waktu yang paling tepat untuk mengutarakan keputusannya itu.
Akhirnya, pada saat makan malam, dikumpulkannya istri beserta anaknya.
Secara pribadi Raja mengutarakan keputusannya.
Ibunda mereka sangat setuju, namun Purbaarang tidak demikian.
Ia sangat iri karena ia merasa anak yang tertua di kerajaan.
“Atas dasar apa ayahanda memilih Purbasari sebagai penerus kerajaan?
Bukankah dia masih terlampau muda dan sayalah anak tertua yang lebih pantas meneruskan kerajaan ini?” sergah Purbaarang memotong pembicaraan ayahnya.
“Keputusan ini tidak bisa diganggu gugat.
Ayah memiliki penilaian sendiri untuk menjadikan siapa yang patut meneruskan tahta ayahanda, bukan soal usia namun soal tanggung jawab.”
Jawab ayah.
Prabuarang pun sangat marah mendengarkan keputusan itu.
Mulai detik itu, ia bersikap tidak menyenangkan terhadap Purbasari.
Ia iri mengapa adiknya justru dipilih menjadi penerus kerajaan, padahal menurutnya ia lebih pantas dan mampu.
Keesokan harinya Raja menggelar acara turun tahta.
Semua rakyat diundang untuk menyaksikan acara tersebut.
Hati rakyat sangat senang, sebab Purbasari lah yang akan meneruskan kepemimpinan ayahnya.
Rakyat bersorak bertepuk tangan dan memberikan selamat kepada Purbasari.
Dari kejauhan, Purbaarang justru tidak terlibat pada acara tersebut.
Ia memilih mengintip dan marah – marah tak jelas.
Ia semakin panas melihat adik bungsunya dinobatkan sebagai Raja baru.
Hingga ia berniat berbuat jahat kepada adiknya sendiri.
Ia memikirkan rencana jahat yang dapat menjatuhkan tanta adiknya tersebut.
Pergilah Prabuarang ke rumah tukang sihir.
Ia menginginkan adiknya itu gagal menjadi pewaris tahta dan tukang sihir tersebut mengiyakan permintaan Prabuarang tersebut.
Tukang sihir ini kemudian meracik ramuan yang akan digunakan untuk mencelakai Purbasari.
Diberikannya racikan sihir itu kepada Purbaarang.
Purbaarang segera pulang ke kerajaan dan menemui Purbasari yang sedang sibuk menyiangi tanamannya di pekarangan kerajaan.
Tiba – tiba Purbaarang menyemburkan ramuan dari tukang sihir itu ke seluruh tubuh Purbasari termasuk ke wajahnya.
Alhasil, kulit Purbasari berubah sangat menjijikan dan kondisi ini dimanfaatkan oleh Purbaarang untuk mengusir Purbasari dari kerajaan.
Ia terus mendesak adik bungsunya itu pergi jauh dari kerajaan karena mengganggu penghuni kerajaan lain, karena aroma bau dari kulitnya yang melepuh dan hitam itu sangatlah tidak enak.
Akhirnya, Purbasari diasingkan di tengah hutan belantara.
Saat Purbasari diasingkan, terjadilah perdebatan di kahyangan.
Yaitu tentang pangeran Guruminda yang menolak menikah dengan putri kahyangan.
Ia hanya ingin menikah dengan gadis yang memiliki kecantikan setara dengan ibunya yaitu Sunan Ambu.
Namun hal tersebut dapat terwujud dengan syarat Guruminda ini turun ke bumi dan menjelma sebagai Lutung.
Dengan sigap, Guruminda mengiyakan syarat dari ibunya itu.
Guruminda turun ke bumi, kemudian diberi nama Lutung Kasarung.
Disinlah cerita Lutung Kasarung dimulai.
Sesampainya di bumi, Lutung Kasarung ini mendengar cerita tentang keburukan seorang Ratu yaitu Purbaarang.
Mendengar kabar tersebut Lutung Kasarung berniat untuk memberinya pelajaran.
Ia memasuki kerajaan dan membuat kegaduhan di sana.
Purbaarang pun sangat marah kepada seekor Lutung yang telah mengobrak – abrik kerajaannya.
Kemudian diperintahlah paman Betara untuk mengusir Lutung Kasarung ke temopat di mana Purbasari diasingkan dengan tujuan untuk menghabisi Purbasari.
Bukannya dibunuh oleh Lutung, Purbasari dan Lutung Kasarung justru bersahabat dan saling membantu.
Semakin hari Purbasari semakin menyayangi Lutung kasarung yang telah menemaninya.
Melihat ketulusan Purbasari, akhirnya Lutung Kasarung meminta Sunan Ambu untuk membuatkan taman beserta sumur pemandian untuk Purbasari.
Ppermintaan itu dikabulkan, dibuatnya sumur dengan pancuran yang terbuat dari remas dikelilingi taman dengan tumbuhan dan bunga – bunga yang cantik.
Tak terduga, setelah mandi di sumur tersebut kutukan yang terjadi di tubuh Purbasari hilang.
Purbasari menjadi cantik seperti dahulu kala.
Melihat kecantikan Purbasari, Lutung kasarung pun jatuh cinta kepadanya.
Namun, sebelum mereka benar – benar Bersatu, kabar kembalinya kecantikan Purbasari didengar oleh Purbaarang.
Purbaarang yang tak percaya pun akhirnya menemui Purbasari.
Alangkah terkejutnya Purbaarang melihat Purbasari sudah kembali cantik.
Takut tahta kembali direbut, Purbaarang memberikan syarat.
“Jika tunanganmu lebih tampan dari tunanganku maka tahta akan kuberikan kepadamu, namun jika tunanganmu lebih jelek lehermu akan dipenggal oleh algojo” tantang Purbaarang kepada Purbasari.
Tanpa pikir panjang, Purbasari menggandeng lengan Lutung Kasarung dan mengaku cintanya hanya untuk Lutung Kasarung.
“ha ha ha, jadi Lutung tunanganmu?” ucap ratu Purbaarang.
Akhirnya ia memanggil aljogo untuk memenggal kepala Purbasari.
Namun, sebelum itu terjadi Lutung Kasarung mengubah dirinya menjadi laki – laki yang gagah dan tampan melebihi ketampanan tunangan Purbaarang.
Karena janji yang telah dibuat oleh Purbaarang, maka tahta kerajaan kembali direbut oleh Purbasari.
Namun, Purbasari memaafkan kakaknya Purbaarang dan tidak memenggal kepala mereka.
Tapi, Purbaarang merasa sangat malu dan ia mengasingkan dirinya keluar dari kerajaan.
Melihat Purbasari telah balik memimpin kerajaan, rakyatpun sangatlah senang dan bersorak-sorai.
Kesimpulan
Demikianlah sepenggal cerita Lutung Kasarung yang di ceritakan di atas.
Dari cerita Lutung Kasarung diatas tersebut, terdapat pesan moral yang bisa kita ambil.
Janganlah berperilaku iri dan dengki apalagi terhadap saudara sendiri.
Kita juga harus mencontoh Purbasari sebagai sosok yang pemurah hati dan pemaaf.
Dan juga bisa mengambil contoh sikap tegas seperti ayah handa Purbasari dalam memilih untuk kepentingan banyak orang.