Cerita Nyi Roro Kidul atau yang akrab dikenal juga sebagai Ratu Pantai Selatan.
Merupakan cerita yang sangat familiar di telinga kita khususnya oleh masyarakat di Pulau Jawa
Apalagi bagi masyarakat yang bermukim di pinggiran pantai selatan.
Cerita tentang nyai roro kidul tergolong cerita rakyat yang kepopulerannya terbawa sampai saat ini.
Apakah kalian sudah pernah mendengar cerita ini?
Apakah kalian percaya dengan larangan memakai baju warna hijau saat berkunjung ke pantai selatan?
Konon, warna hijau adalah warna kesukaan ratu pantai selatan.
Sehingga saat ada pengunjung pantai menggunakan baju warna ini, mereka akan menjadi sasaran bagi ratu pantai selatan untuk dijadikan wadal dan diambil menjadi bagian dari kerajannya.
Namun, hal ini belum bisa dipastikan bersifat mitos atau nyata.
Cerita Nyi Roro Kidul sang Ratu Pantai Selatan
Asal usul cerita Nyi Roro Kidul yaitu bermula pada sekitar abad ke – 16.
Di mana sebuah tragedi terjadi di kerajaan Padjajaran Jawa Barat.
Raja Padjajaran dikenal memiliki anak yang sangat cantik sehingga sampai dijuluki dewi srengenge atau dalam Bahasa Indonesia disebut dewi matahari.
Dikatakan demikian karena pancaran pesonanya yang sangat cantik dan dapat memikat siapa saja yang meihatnya.
Namun, raja Padjajaran tidak puas hanya memiliki anak perempuan saja.
Sedangkan permaisuripun sudah tua dan tidak memungkinkan untuk hamil lagi.
Akhirnya, sang raja memutuskan untuk menikah kembali dengan seorang perempuan biasa.
Benar saja, pernikahan mereka kemudian dikaruniai seorang anak laki – laki yang memang sangat diinginkan oleh raja.
Istri ke 2 sang Raja sangat senang dengan kehadiran putranya karena digadang – gadang akan meneruskan tahta sang raja.
Namun, ia masih belum lega ketika ia belum mampu menyingkirkan si Kandita putri raja hasil pernikahannya dengan istri pertamanya.
Ia takut, Kandita akan menjadi penghalang bagi putranya yang baru lahir itu untuk menjadi raja.
Apalagi Kandita dikenal baik oleh warganya lantaran selain cantik seperti sinar matahari ia juga sering membantu warga.
Kecerdasannya dalam segala hal juga tak menutup kemungkinan untuk dirinya dimandati tahta yang tinggi oleh ayahnya.
Oleh karena itu, istri ke 2 sang raja berusaha keras agar tata tersebut tak jatuh pada Kandita melainkan untuk putra yang baru saja dilahirkannya.
Tak lama berselang putra nya itu dilahirkan, istri ke 2 raja merencanakan siasat yang buruk.
Ia memerintahkan kepada salah satu dayang untuk memanggilkan seseorang yang diduga merupakan tukang teluh.
Kemudian, tukang teluh itu dipekerjakan oleh istri ke 2 raja untuk menghancurkan Kandita.
Akhirnya dengan berbagai syarat dan mahar yang banyak, tukang teluh itu mau melakukan apa yang diperintahkan oleh istri ke 2 sang raja.
Tepat di malam jumat kliwon, tukang teluh suruhan istri ke 2 sang raja mulai bekerja.
Ia membacakan mantra – mantra agar Kandita memiliki sakit yang aneh dan menjijikan.
Benar saja, Kandita yang tengah tertidur kemudian terjaga dan merasakan gatal seluruh tubuh.
Ia kemudian menjerit dan meminta tolong saat mendapati gatalnya semakin parah dan tumbuh bisul – bisul menjijikan di sekujur tubuhnya.
Mendengar teriakan itu, sang ayah kemudian menghampirinya dan amat terkejut mendapati putrinya yang sangat cantik berubah menjadi bau dan menjiijikan.
Berbagai upaya penyembuhan dilakukan oleh sang raja, dari mendatangkan para tabib terkenal hingga membuatkan ramuan mahal yang dipesan dari salah seorang tabib ternama.
Namun, penyakitnya ini tak kunjung sembuh justru semakin parah.
“Sakit putrimu ini tidaklah wajar wahai baginda raja, sepertinya ia terkena teluh.” Kata seorang tabib.
“Lantas apa kau bisa meenyembuhkannya wahai tabib?” jawab sang raja.
Namun, tabib tersebut angjat tangan sebab kesaktian tukang teluh itu cukup tinggi.
Melihat kondisi anaknya yang semakin parah, akhirnya sang raja semakin bingung.
Datanglah istri ke 2 nya memberikan saran agar Kandita diasingkan atau diusir dari kerajaan karena akan membuat aib bagi kerajaan.
Awalnya sang raja keberatan tapi lama – lama termakan omongan istri ke 2 nya dengan ancaman akan merusak nama baik kerajaan.
Akhirnya, Kandita diasingkan oleh ayahnya.
Ia sangat bersedih dan tidak tahu mau kemana.
Ia terus berjalan ke arah selatan dari kerajaannya selama 7 hari 7 malam hingga tiba di laut selatan.
Selama perjalanannya ia hanya meminum air dari sungai dan memakan dedaunan yang ada di hutan.
Sesampainya di tepian karang, bisikan – bisikan gaib terdengar oleh Kandita untuk terjun agar kembali memperoleh kecantikannya.
Mulanya ia takut karena ombak begitu besar.
Namun, ia segera melongokan kepala kearah lautan itu untuk berkaca.
Benar saja, bayangan dirinya pada air tersebut cantik sekali seperti sedia kala.
Akhirnya Kandita memberanikan diri untuk terjun ke dalam lautan.
Tubuhnya yang langsing diombang ambing oleh ombak Samudra yang saat itu sedang pasang.
Normalnya Kandita gelagapan karena tenggelam dihantam gulungan ombak.
Namun dirinya tak merasakan hal demikian justru ia merasa sedang mandi di sungai.
Beberapa saat setelah Kandita terjun, tubuh Kandita kembali mulus dan cantik.
Ia ingin menepi namun tak sanggup karena ombak terus membawanya jauh ke tengah laut.
Hingga tiba – tiba ia dikejutkan oleh Lorong besar di dalam lautan.
Tubuhnya terhuyung masuk ke dalam Lorong yang sangat panjang.
Anehnya, Lorong tersebut tidaklah gelap melainkan terang seperti banyak terdapat lampu.
Perlahan Kandita masuk ke dalam Lorong yang ada di dalam lautan itu.
Kandita kembali dikejutkan dengan adanya istana yang begitu megah berlapis emas permata.
Ia sangat terkejut sambil mengamati keadaan sekitar.
“selamat datang Kandita si Ratu Pantai Selatan.” Ucap salah seorang dari balik kursi tahta kerajaan.
Kemudian ia bercerita tentang niatnya mengangkat Kandita menjadi ratu pantai selatan yang kemudian dikenal dengan cerita Nyi Roro Kidul.
Dengan senang hati ia menerima gelar tersebut dan menduduki tahta mewah itu.
Sebab, ia tak mungkin kembali ke Padjajaran karena ia terlanjur sakit hati dikhianati oleh ibu tirinya.
Semenjak saat itu, laut selatan dijaga oleh Nyi Roro Kidul yang disinyalir sebagai jelmaan Kandita.
Yang kini ramai diperbncangkan di masyarakat dengan sebutan Ratu pantai Selatan.
Ratu yang kembali cantik setelah terkena teluh oleh ulah ibu tirinya sendiri.
Kejayaan laut kidul semakin tampak saat dipimpin oleh Kandita.
Ikan melimpah dapat ditangkap oleh para nelayan, alam sekitar yang semakin hijau dan pantai yang senantiasa bersih.
Sesekali ia akan marah jika ada manusia yang menyalahi aturannya.
Ia sangat membenci kepada siapa saja pengunjung pantai yang sembarangan berbuat tidak baik dan mengotori pantai dengan tidak sopan.
Kepada para nelayan, Nyi Roro Kidul pun berpesan agar berhati hati menghadapi ombak yang sangat besar.
Tangkap ikan secukupnya tanpa melempar pukat.
Sebab, akan merusak alam laut kidul yang masih sangat asri.
Bagi nelayan maupun pengunjung pantai yang menyalahi aturannya biasanya akan mendapat sangsi tersendiri.
Kesimpulan
Dari cerita Nyi Roro Kidul sang Ratu Pantai Selatan diatas terdapat pesan moral yang bisa kita ambil.
Mulai dari sang Raja yang terlalu menginginkan anak lelaki hingga menikah kembali.
Yang dimana hal ini akan membuat sedih sang permaisuri atau istrinya dan berdampak ke putrinya sendiri.
Jangan juga iri hati demi kekuasaan seperi ibu Tiri Kandita hingga mengutuk orang yang tidak bersalah.
Dari Cerita Nyi Roro Kidul pun kita juga tahu bahwa sejatinya beliau sangatlah baik.
Akan tetapi perilaku manusia terkadang selalu membuat masalah sehingga membuat beliau marah.